Catat, Daker Makkah Perketat Pemeriksaan Koper Jemaah

By Admin

nusakini.com--Fase Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armina) akan segera berakhir. Jemaah yang mengambil nafar awal harus sudah keluar dari Mina pada 14 September sebelum terbenamnya matahari. Sedangkan yang mengambil nafar tasni akan berada di Mina sampai sehari setelahnya. 

Pasca Armina, jemaah haji Indonesia gelombang pertama akan memasuki tahapan pemulangan ke Indonesia. Sedikitnya ada 7 8 kloter yang akan kembali ke Tanah Air pada 17 September mendatang. Mereka sudah harus segera segera bersiap, karena penimbangan barang bawaan (koper) harus dilakukan 48 jam sebelum penerbangan. 

Kepala Daker Makkah Arsyad Hidayat menegaskan bahwa pihaknya akan memperketat pengawasan saat penimbangan barang di pemondokan. Hal ini dilakukan karena karena pada tahun ini check in barang akan langsung dilakukan di bandara, tidak lagi di Madinatul Hujjaj. 

"Karena tahun ini ada perubahan di mana tidak ada lagi city check in, maka semua barang akan dikirim langsung ke bandara. Kalau di bandara, artinya barang tersebut akan dicek oleh pihak keamaanan arab Saudi," ujar Arsyad Hidayat, Selasa (13/9). 

Menurut Arsyad, kalau city check in dilakukan di Madinatul Hujjaj, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bisa menempatkan petugas untuk memeriksa barang. Jika ada barang yang terlarang dan dianggap berbahaya, maka petugas bisa langsung membuka koper dan mengeluarkannya. 

"Kalau sekarang tidak. Dengan pola seperti ini, maka Arab Saudi yang akan menentukan, barang ini sesuai aturan atau tidak. Kalau tidak sesuai aturan akan langsung dikeluarkan mereka," ujar Arsyad. 

Dengan pola ini, Arsyad mengaku khawatir kalau pihak keamanan Saudi memutuskan untuk menahan koper yang membawa zamzam. JIka demikian, lanjut Arsyad, maka ada dua kemungkinan: pertama, delay pesawat karena koper membongkar koper yang membawa air zamzam, dan kedua, koper tidak diangkut sehingga jemaah pulang ke Tanah Air tanpa barang bawaannya. "Dua kemungkian itu terjadi," tegas Arsyad. 

Untuk itu, PPIH terus mensosialiasikan agar jemaah tidak membawa barang terlarang dalam koper, termasuk air zamzam. Pemeriksaan barang akan dilakukan dengan ketat bersamaan dengan penimbangan barang di pemondokan. 

"Sore ini kita akan rapat kembali dengan pihak Saudi dan Garuda terkait penimbangan barang. Kira-kira kalau mereka bisa menyediakan water detector di pemondokan tempat jemaah menimbang bagasi, ini akan lebih baik," harap Arsyad. 

"Jadi sebelum barang diangkut ke bandara, sudah steril dari barang terlarang, termasuk air zamzam. Jika ini bisa dilakukan akan lebih baik. Mudah-mudahan bisa disanggupi oleh maskapai," imbuhnya. Kalau tidak sanggup, Arsyad memastikan kalau petugas akan secara ekstra dan ketat untuk memastikan jemaah steril dari barang terlarang. 

Pemulangan tahap pertama pada 17 September mendatang melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAAIA) Jeddah. Jemaah harus sudah diberangkatkan ke bandara 10 jam sebelum take off. Sebab, sesuai ketentuan Arab Saudi, minimal 6 jam sebelum take off, jemaah haji sudah ada di bandara. "Kalau persiapan 2 jam dan perjalanan 2 jam, berarti perlu 10 jam dari keberangkatan ke bandara," tandasnya.(p/ab)